Agama dan Dewa Ba'al

Kata Ba'al berasal dari bahasa semit yang secara harafiah bermakna "pemilik, tuan, suami,". Kata ini kemudian digunakan untuk merujuk pada sosok dewa agung cuaca bangsa semitik barat. Sosok ilahiah yang pertama kali disembah oleh bangsa semit adalah dewa El sang pencipta. Bersama dengan dewi Asyerah, dewi kesuburan, El menurunkan banyak dewa-dewa lain salah satunya Ba'al yang perkasa. Dalam sejarah perjalanannya, sosok Ba'al menjadi sosok ilahian yang dominan dan menggantikan kultus penyembahan terhadap El. Dalam tradisi semitik kuno diceritakan bahwa Ba'al memperoleh kedudukan sebagai dewa agung setelah dia mengalahkan banyak dewa lainnya, termasuk dewa laut, dewa badai, dan dewa maut. Peperangan Ba'al melawan kematian diyakini terjadi setiap tahun dan berakhir dengan kemenangannya membawa hujan untuk kembali menyuburkan bumi. Ba'al digambarkan dengan sosok manusia berkepala dan bertanduk kerbau seperti yang digambarkan dalam tradisi alkitabiah. Tangan kanannya terkadang dilukiskan terangkat dan memegang kilat guntur, menggambarkan kekuatannya sebagai dewa kesuburan dan dewa kehancuran. Dalam lempengan kuno Ugarit dikatakan bahwa kultus penyembahan Ba'al berkembang hingga ke wilayah Israel kuno, Kanaan, dan Funisia. Selain itu, menurut catatan Herodotus, sosok dewa ini juga dikenal dengan banyak nama Jupiter oleh orang Romawi, Zeus oleh bangsa Yunani, Madza oleh bangsa Persia, dan Amon oleh bangsa Mesir. Para pengikutnya meyakini Ba'al bertanggung jawab atas kekeringan, gampa bumi, dan kemalangan-kemalangan  lainnya. Oleh karena itu membuat dewa ini tidak senang merupakan hal yang tidak baik. Pada masa-masa Paceklik, terkadang kurban manusia juga dipersembahkan untuk menyenangkan hatinya.
Karena bangsa Funisia merupakan pelaut yang tangguh, agama dan kultus Ba'al berkembang pesat diseluruh wilayah Mediterannia. Tradisi Biblikan mengisahkan sepuluh suku Israel Kuno menyembah dewa ini. Patung Ba'al didirikan di banyak tempat. Agama ini melahirkan banyak pendeta dengan upacara-upacara aneh termasuk diantaranya upacara bakaran dupa diiringi dengan tarian erotis para pendeta di altar suci kuil merapalkan mantra puja sambil melukai tubuh mereka dengan pisau untuk menggambarkan kesetiaan kepada Ba'al. Alkitab menetapkan Ba'al sebagai Beelzebub, salah satu sosok malaikat yang jatuh.
Raja ahab merupakan sosok raja Israel pengikut Ba'al yang taat. Atas pengaruh istrinya, Jezebel, dia mendirikikan altar suci Ba'al ditengah orang-orang Israel bahkan mengorbankan putra sulungnya Abiram dan putra bungsunya Segub untuk Ba'al. Pengorbanan putra sulung merupakan ritual ibadah yang umum dalam tradisi Kanaan dengan tujuan untuk menyenangkan hati dewa pelindung wilayah tempat itu. Tubuh-tubuh kurban manusia ini kemudian dikubur di bawah pondasi gerbang kota.
Bahkan pada awal pembangunan wilayah Kartagia, koloni bangsa Funisia, para orang tua mengorbankan anak-anak mereka pada Ba'al. Praktik pengorbanan ini menimbulkan kejijikan bagi orang-orang Kartagia, sehingga mereka membeli anak-anak budak untuk menjadi korban kultus Ba'al.
Ba'al

Akan tetapi, pada waktu-waktu tertentu terutama di masa-masa sulit, Pendeta akan mengambil korban manusia dari anak-anak mereka. Pada masa-masa krisis berat korban manusia untuk Ba'al bisa mencapai 200 anak dari keturunan bangsawan dan orang kaya, mereka disembelih lalu dilempar kedalam api oleh para Pendeta, praktik yang juga ditemukan dalam kultus Moloch. Pada masa krisis politik tahun 310 SM, 500 anak dikorbankan untuk menyenangkan Ba'al. Pada malam purnama, tubuh-tubuh mereka diletakkan diatas pangkuan Ba'al yang terbuat dari perunggu. Pendeta kemudian menyalakan api dari bawah patung dan membakar korban hidup-hidup. Korban bakaran ini diiringi dengan dentuman tabuh, serunai dan lira untuk menyamarkan suara teriakan kesakitan korban yang dibakar sehingga tidak terdengan. Abu korban kemudian ditaruh dalam pasu dan diletakkan di pemakaman Acropolis. Praktik serupa juga ditemukan di Sardinia dan Sisilia.

By: daftar s128

Popular posts from this blog

Nama 72 Pemimpin Iblis Yang Dikendalikan Solomon